Style / Fashion

Efek Vetements: Disrupsi Fashion

Semua orang membicarakan tentang merek itu – desainer kolektif “anonim” yang berambisi untuk mengacak sistem yang malah menjadi penguasanya, sembari meraih persetujuan dari kaum elit fashion. Kita tahu bahwa Demna Gvasalia adalah desainer kepalanya dan saudara lelakinya Guram Gvasalia, adalah pemasarnya. Semua lainnya masih tetap tidak dikenal. Adalah mencerahkan untuk bersaksi atas kemenangan para pemberontak di ibukota fashion yang tradisional, Paris.

21 Okt, 2016 | Oleh LUXUO
luxuo-id-vetements-2

Vetements Fashion Show Fashion Week, Koleksi Ready To Wear Fall Winter 2016 di Paris

Semua orang membicarakan tentang merek itu – desainer kolektif “anonim” yang berambisi untuk mengacak sistem yang malah menjadi penguasanya, sembari meraih persetujuan dari kaum elit fashion. Kita tahu bahwa Demna Gvasalia adalah desainer kepalanya dan saudara lelakinya Guram Gvasalia, adalah pemasarnya. Semua lainnya masih tetap tidak dikenal. Adalah mencerahkan untuk bersaksi atas kemenangan para pemberontak di ibukota fashion yang tradisional, Paris.

Tim di Vetement (dibaca vet-mahn) adalah orang-orang nominasi hadiah LVMH yang sukses, pintar dan menyenangkan. Sedikit dari mereka dianggap secara serius, bahkan lebih sedikit lagi yang berhasil menembus batas-batas mencengangkan fashion. Namun, grup tersebut telah mendapatkan pengalaman yang cukup untuk menavigasi industri ini. Gvasalia pernah bekerja baik untuk Marc Jacobs dan Nicolas Ghesquière di Louis Vuitton dan Maison Martin Margiela – rumah desain yang terakhir disebut pengaruhnya tampak jelas di desain Vetements. Sabuk-sabuk tower hanger, gaun bertudung rogue, bantalan bahu berlebihan dan punggung bongkok dari musim ini adalah hal-hal yang Margiela sendiri akan lakukan.

luxuo-id-vetements-1

Vetements Fashion Show Fashion Week, Koleksi Ready To Wear Fall Winter 2016 di Paris

Estetika tanpa-gender, tidak-peduli seperti Vetements adalah terlalu mudah – namun sulit – untuk dibuat kembali. Adalah pandangan “fashion tetapi bukan fashion” yang keseluruhan desainer fashion generasi baru sedang lakukan. Desainer The Public School Maxwell Osborne dan Dao-Yi Chow membawa aura tanpa-gender tahun 90an dengan DKNY. Jacquemus juga mengikuti pergerakan ini, berpindah dari ciri khas siluet cut-out menggemaskannya. Dalam kasus klasik “berarus ke atas”, Eckhaus Latta, Shan Hug, Off White dan Yeezy adalah beberapa dari merek streetwear terkemuka lainnya yang telah mengisi ruang kosong high-fashion. Malah, tanpa keberadaan merek-merek ini, Vetements tidak akan masuk akal.

Artikel ini pertama kali dipublikasikan di L’Officiel Singapore.

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris: Baca di sini: Vetements Effect: Fashion Disruptors 


 
Back to top