Style / Arloji and Perhiasan

Bell & Ross BR 05 Skeleton Blue: Evolusi Desain BR Sebenarnya

Dengan desain segi empat yang melengkung di setiap sisinya, bezel istimewa, dan tersedia dalam gelang metal yang menyatu dengan jam, Bell & Ross BR05 disebut sebagai jam tangan turunan oleh sejumlah penulis blog jam tangan. Luxuo berpendapat BR05 Skeleton Blue menunjukkan evolusi sebenarnya dari label Bell & Ross.

16 Sep, 2020 | Oleh Rai Rahman

Bell & Ross BR05 Skeleton Blue menjadi keluaran terbaru yang menambah daftar koleksi BR 05. Diluncurkan perdana pada 2019, BR 05 membuka jalan bagi Bell & Ross untuk masuk ke dalam segmen jam tangan mewah yang masih diminati meski kini dalam masa resesi global. Varian terbaru BR 05 Skeleton Blue menjadi terbaru yang memukau para penggemar dan pendatang baru bagi label dengan bentuknya yang sporty, case metalik, dan tali jam yang terintegrasi, serta mesin jam otomatis. Namun apakah itu cukup untuk menangkis kritik sinis dan menjatuhkan? Dan lebih penting lagi, apakah Bell & Ross BR 05 Skeleton Blue mampu menjawab akan kebutuhan jam tangan saat ini?

“Pasar olahraga saat ini berkembang melalui berbagai aspek hidup kita, apakah itu ke dalam industri barang mewah dengan segmen jam tangannya, atau ke industri fashion dengan menanjaknya permintaan akan ‘athleisure’.” – Konsultan luxury, Chadi Nouri.

Bell & Ross BR 05 Skeleton Blue adalah ekspresi sesungguhnya akan evolusi bahasa desain BR.

Dengan desain 40mm case segi empat yang dibuat lengkung di setiap sisinya, beraksen dengan bezel memukau, dan tersedia dalam beberapa varian dial dan tali atau kombinasi menyatu dengan tali metalnya, Bell & Ross BR 05 Skeleton Blue dan varian dari orisinalnya dianggap oleh beberapa blogger jam tangan dan kolektor sebagai turunan dari barisan jam tangan sport mewah sebelumnya – Royal Oak dan Nautilus, mengingatkan pad kehebohan akan apa yang dialami koleksi SS 2021 Louis Vuitton.

Seperti diketahui, Virgil Abloh dari Louis Vuitton telah mengungkapkan bahwa koleksi pria Louis Vuitton SS 2021  merupakan perayaan akan kreativitas di masa karantina, kembali pada warisan dan sejarah yang dimiliki Louis Vuitton. Sementara, desainer fashion Belgia, Walter Van Beirendonck mengecam rumah busana dan direktur artistik Virgil Abloh, dan menudingnya ‘menjiplak’.

Kiri: koleksi pria Spring Louis Vuitton 2021. Kanan: Koleksi Van Berendonck Fall Winter 2016.

Menurut Van Beirendonck, yang juga profesor di Royal Academy of Fine Arts Antwerp, elemen seperti gambar mewah yang disematkan Abloh dan kacamata asimetrisnya mirip dengan koleksi Fall/Winter 2016 Beirendonck. Ia mengungkapkan, konsep gagasan orisinal patut jadi perbincangan besar karena koleksinya yang berbicara akan ‘jiplakan’, dan apa makna dari orisinalitas. Kami mengajak orang-orang untuk sadar akan itu. Namun, kadang, ketika penjiplak adalah label besar, kita kerap membalas label kecil yang suka menjiplak. Kita suka meratapi sesuatu yang tak ada di masa silam di mana semuanya lebih ‘orisinal’. Namun, pada kenyataannya, kebanyakan gagasan desain hadir di spektrum berbagi fitur dan visual. Oleh karenanya, bantahan Abloh termasuk referensi literal akan koleksi Vuitton pada 2005, menunjukkan kejanggalan.

Kiri: 2021. Kanan: 2005.

Bahasa desain adalah terminologi yang digunakan oleh orang-orang di industri seni grafis untuk mendefinisikan motif dan elemen yang dituangkan ke dalam gaya ‘khas’ visual – dalam hal ini kita bicara BR 05 yang sudah didesain lebih dulu. Bell & Ross ikonis seperti 46mm BR01 dan yang lebih kecil BR03 – karenanya elemen kunci yang ikut serta adalah potongan segi empat dengan lengkungan di keempat sisinya dan kembalinya empat baut eksternal yang terdapat di bezel, midcase dan case belakang bersamaan.

“Saya sedang berada di AP, dan orang-orang tidak menganggap sebagai seorang teman. Kami tidak percaya mereka teman, dan kami tidak percaya mereka sangat baik. ‘Ini adalah tiruan dari Royal Oak, demikian orang-orang bilang pada 1976.” – ungkap Jean Claude Biver akan bagaimana Nautilus diterima publik pada 1976, karena  ia sebelumnya pernah bekerja di Audemars Piguet yang merilis Royal Oak.

BR05 mengikuti bahasa desain yang terinspirasi dari BR01 dan BR03.

Oleh karenanya, tentu saja, sangat  mudah untuk melihatnya sebagai sebuah ironi, ketika langkah Biver berikutnya adalah tugas-tugas di Audemars Piguet, Blancpain, Grup Swatch Omega, dan akhirnya, Hublot, Big Bang Classic Fusion yang juga di satu sisi menuding akan kloning Royal Oak. Ini membuka percakapan lebih jauh akan bagaimana tampilan visual motif utama menjadi bagian dari industri jam atau lebih spesifik lagi pada sebuah label dan mestinya dihindari. Bahkan garis-garis tertentu tidak jelas apakah itu tangan Breguet atau angka-angka Bregeut yang digunakan oleh mereka, sebagaimana elemen visual yang menggambarkan apakah itu Jam Tangan Pilot atau Penyelam.

Inilah fenomena yang tidak terbatas, baik itu di dunia mode ataupun jam tangan. Ambil contoh bidang teknologi – mungkin kita dengan mudah mengatakan bahwa perangkat Android meniru produk pertama iPhone, siapa juga yang bisa mengira Steve Jobs tidak mengambil inspirasi dari Padds di Star Trek atau tampilan jendela orisinal di perangkat ponsel. Lebih jauh lagi, bagaimana jam tangan original Omega Seamaster Geneve 1964 dengan case angular dan tali yang menyatu dengan jam menimbulkan argumentasi dari mana Genta mendapatkan insipirasinya, bukan?

Bell & Ross BR05 Skeleton Blue yang baru hadir dan bebas dari kesalahan akan tudingan ‘tiruan’’ dengan tampilan yang menantang lewat tampilan dial biru transparan, yang dilengkapi dengan indikasi penunjuk waktu metal, dan visual yang menampilkan gerak mesin dengan jelas. Secara puitis, melihat akan desain sunray dial dan minute rail, menunjukkan akan bagaimana ‘orisinal’ bahasa desain Bell & Ross. Dibandingkan dengan Royal Oak, tidak ada yang menampilkan model skeleton seperti Royal Oak atau Nautilus, dan ini menunjukkan pada kita bahwa BR05 sebenarnya lebih dari apa yang orang lain perkirakan.

Dengan permintaan akan jam tangan sport mewah yang tinggi melebihi persediaan, maka merek lain mulai memasuki pasar ini. Tahun lalu, Urban Jurgensen merilis Ref 5241 dan Ref 5541, Chopard meluncurkan Alpine Eagle, begitu juga dengan Czapek & Cie dan bahkan A. Lange, salah satu dari perusahaan pembuat jam tangan terakhir yang juga turut ikut serta. Konsultan barang mewah dan pemimpin Luxuo, Chadi Nouri mengungkapkan bahwa ‘pasar olahraga pada umumnya berkembang melalui berbagai aspek hidup, apakah itu ke dalam industri barang mewah dengan segmen jam tangan sport mewah, atau ke dalam industri fashion dengan meningkatnya tawaran akan ‘athleisure‘.”

Para pencinta hasil pengerjaan mekanis akan tergoda oleh koleksi terbatas dari Bell & Ross BR 05 Skeleton Blue ini yang disebutkan hanya diproduksi 500 buah. Penggabungan antara tradisi dan avant-garde, model jam tangan ini dapat dikenakan lewat dua pilihan yakni dengan gelang metal yang fleksibel atau tali jam karet biru bergaris.

Harga dan Spek Bell & Ross BR 05 Skeleton Blue

Movement kaliber otomatis BR-CAL.322 dengan power reserve 48 jam.

Case 40 mm stainless steel dengan ketahanan di bawah air 100 meter

Strap gelang atau karet

Harga mulai dari S$9500 atau sekitar 103,8 juta rupiah.


 
Back to top