Luxury / Barang Koleksi

Kolektabilitas Wiski Terbukti dengan Lakunya Botol Yamazaki Berumur 55 Tahun di Pelelangan Bonhams

Wiski telah menjadi ‘emas cair’, yang menunjukkan statusnya yang terus berkembang sebagai aset investasi bernilai tinggi karena kelangkaannya.

03 Okt, 2020 | Oleh Rai Rahman

Di era ketidakpastian ekonomi global, investasi alternatif telah menjadi salah satu strategi yang paling dicari individu dengan kekayaan bersih tinggi (HNWI) di Hong Kong dan Singapura. Sejak 2016, divisi konsultasi kekayaan Knight Frank telah melacak munculnya kelas aset alternatif atau investasi seperti seni, mobil klasik, wiski, dan jam tangan, serta menemukan bahwa koleksi khusus ini mengalahkan mode investasi tradisional seperti saham dan obligasi.

“Menghadapi volatilitas pasar yang ekstrem dan resesi global yang berkepanjangan, investor beralih ke aset alternatif seperti wiski untuk mengatasi guncangan,” Murray Holdgate, mitra umum, Rare Single Malts.

Performance ending 2018

One year 10 years
Rare whisky 40% 582%
Coins 12% 193%
Wine 9% 147%
Art 9% 158%
Watches 5% 173%
Cars 2% 158%
Furniture 1% -32%
Coloured diamonds 0% 122%
Stamps 0% 189%
Jewellery -5% 112%

Kolektabilitas Wiski terbukti dengan Terjualnya Yamazaki Berumur 55 Tahun di Pelelangan Bonhams (dan terjadi selama pandemi)

“Wiski dengan cepat menjadi ‘emas cair’, menunjukkan statusnya yang berkembang sebagai aset investasi yang nilainya sangat tinggi karena kelangkaannya,” kata Murray Holdgate, mitra umum di Rare Single Malts, pendanaan wiski ekuitas swasta, yang mulai peningkatan modalnya di Hong Kong pada bulan Juni tahun ini.

Wiski unggul dibanding barang koleksi lainnya dalam basis satu tahun dan 10 tahun performa pada akhir 2018, menurut laporan kekayaan Knight Frank 2019. Meskipun sempat dikalahkan oleh tas Hermes tahun lalu, wiski sebagai aset alternatif masih menonjol terutama mengingat sebotol wiski Yamazaki berumur 55 Tahun baru-baru ini dijual lebih dari sepuluh kali perkiraan pra-penjualannya, diketok palu seharga  793,965 usd (sekitar 11,8 miliar rupiah) saat di lelang di pelelangan anggur dan wiski bergengsi Bonham di Hong Kong.

Ketika sesuatu yang sehebat ini muncul di pasar, para kolektor bersedia bersaing untuk mendapatkan harga tertinggi.” – Daniel Lam, Direktur Wine & Spirits Bonhams, Asia pada Luxuo.

Menjadi wiski yang bergengsi dan tertua di sejarah wiski Jepang, Yamazaki, wiski single-malt populer ini dirilis melalui sistem lotre pelanggan pada bulan Juni tahun ini oleh Suntory. Disuling pada tahun 1960-an dan diproduksi dalam edisi 100 botol yang sangat terbatas, Yamazaki 55 mencetak rekor lelang dunia untuk sebotol wiski single-malt Jepang. Luxuo berbicara dengan Daniel Lam, Direktur Wine & Spirits Bonhams, Asia pada kesempatan khusus untuk mengetahui perspektifnya tentang semakin populernya barang koleksi yang berharga ini.

Apakah ada kekhawatiran botol sejenis ini tidak akan terjual?

Kami sangat yakin akan Yamazaki 55 Tahun ini, karena ia memenuhi hampir semua kriteria dari apa yang diinginkan pasar: kelangkaan (hanya 100 botol yang dirilis), kualitas (ini adalah wiski Jepang tertua yang pernah ada) dan asal (itu berasal langsung dari Suntory). Ketika sesuatu yang sehebat ini muncul di pasar, para kolektor bersedia bersaing untuk mendapatkan harga tertinggi.

Pernahkah Anda mendengar penawar yang menang menikmati minuman keras mereka tersebut setelah memenangkan botol seperti itu sebelumnya?

Mau meminumnya atau tidak sebenarnya adalah pilihan pribadi. Kami selalu mendorong klien kami untuk membeli tidak hanya untuk investasi tetapi juga untuk kesenangan. Meminumnya adalah cara untuk menghargainya, meskipun tidak semua orang merasa nyaman meminum satu botol wiski yang bernilai jutaan. Mereka mungkin lebih memilih untuk mengumpulkannya.

“Kami adalah rumah lelang internasional pertama yang menawarkan botol bersejarah dan sangat populer ini kepada publik di seluruh dunia.” – Lam

Diluncurkan tahun ini, Rare Single Malts fund menargetkan perusahaan keluarga yang berbasis di Asia dan investor bernilai tinggi. Mereka berharap untuk mengumpulkan 24,78 juta usd (sekitar 368 miliar rupiah), dengan langganan minimum 100.000 pound (sekitar 1,9 miliar rupiah), dan penutupan pertama tanggal 31 Juli. Tidak diketahui apakah mereka telah mencapai target mereka tersebut.

Rare Single Malt fund menganggap tong wiski langka yang berusia antara 15 dan 40 tahun, serta botol dan koleksi yang masing-masing berusia di atas 30 tahun dan 18 tahun, sebagai tingkat investasi. Strateginya kemudian adalah untuk menahan dan merealisasikan pertumbuhan melalui apresiasi pasar, kematangan dan pembotolan.

Penawaran investasi juga tersedia untuk investor di Singapura, Malaysia, Taiwan dan beberapa bagian tertentu Eropa, di mana Rare Single Malt fund adalah yang terbaru untuk memasuki pasar. Ia bersaing dengan The Whiskey Invest Fund, yang diluncurkan pada 2014 dan mengumpulkan 12 juta usd (178,5 miliar rupiah) pada 2017.

Minggu lalu, Balvenie merilis ‘The Balvenie Fifty: Marriage 0614’. Dibuat dengan hati-hati oleh Malt Master David Stewart MBE, wiski berusia 50 tahun tersebut adalah jenis campuran, bukan single-malt, yang terdiri dari cairan dari tong kayu ek Amerika dan Eropa yang berusia 50 tahun atau lebih, dan wiski tersebut dibotolkan dengan 46% ABV.

Botol langka Macallan berusia 60 tahun dengan label yang dirancang artis Sir Peter Blake, tampaknya berhasil dengan baik di pelelangan. Botol Macallan 1926 menjadi satu dari 12 botol label Blake yang dibuat penyulingan Speyside pada 1986. Harga tertinggi yang didapat Sir Peter Blake Macallan senilai 1 juta usd (14,8 miliar rupiah) yang dibayarkan pada penjualan Bonhams di Hong Kong pada Mei 2018.

Namun, rekor dunia untuk harga tertinggi yang dibayarkan sebotol wiski di pelelangan dipegang oleh Macallan 1926 lainnya dengan label gambar tangan yang dirancang seniman Irlandia Michael Dillon. Wiski tersebut dijual di Christie’s di London pada November 2019 seharga 1,5 juta usd (22,3 miliar rupiah).


 
Back to top