Luxury

Chadi Nouri dan Masa Depan Jam Tangan Swiss

Memasuki industri barang mewah di era kebangkitan krisis finansial global, Chadi Nouri telah melewati banyak hal diantaranya saat berkiprah di Cartier dan Audemars Piguet. Hari ini, ia menjadi seorang wirausahawan dan konsultan untuk industri yang kembali menghadapi ketidakjelasan nasibnya.

17 Agu, 2020 | Oleh Rai Rahman

Nama Nouri bisa jadi terdengar belum familiar di telinga, tapi jika kamu salah satu dari dua Nouri, kakak beradik yang menempati posisi kepemimpinan di industri yang didominasi laki-laki, maka mestinya sangat mudah diingat. Berdarah Swiss-Italia dan keturunan Iran, Chadi Nouri menghabiskan beberapa tahun terakhir dengan bekerja untuk Cartier sebelum bergabung dengan Audemars Piguet, yang kemudian menjadi Direktur Produknya. Saudara perempuannya, Chabi, adalah CEO Piaget, perempuan pertama yang menjadi CEO dari label Richemont. Keduanya meski berbeda tapi memiliki karier dan pencapaian yang kurang lebih sama. Mengambil langkah yang jarang diambil kebanyakan orang, Chadi keluar dari zona nyamannya dari dunia mewah konglomerasi dan memilih terjun independen untuk industry barang mewah.

Memasuki industri di era post Global Financial Crisis di 2009, ia telah melalui banyak hal diantaranya menjadi bagian pemasaran Avakian, label barang mewah dan kini menjalani Chadi Luxury, platform e-commerce global yang ia dedikasikan untuk barang-barang mewah vintage, dan karya seni langka. Chadi juga membuka jasa konsultan dengan beberapa label dan supplier dari berbagai segmen (tidak hanya jam tangan) di mana ia memberikan masukan dan wawasan luas akan berbagai hal terkait barang mewah, dari label fashion hingga perhiasan, dan dari bisnis berskala kecil hingga besar. Menjadi seorang yang memahami dunia tersebut dari dalam dengan perspektif pihak luar, LUXUO berbincang dengan Nouri akan bagaimana dunia desain barang mewah pasca pandemik virus corona, dan ancamannya terhadap dunia ritel yang kini dihadapi banyak pihak.

Chadi Nouri mengungkap masa depan dunia jam tangan Swiss untuk para perancang, label dan ritel.

Czapek menjadi label terbaru yang merilis jam tangan olahraga mewah, di tengah situasi saat ini,  apakah industri ini menghadapi kemandegan kreativitas? Atau apakah publik kini menuding setiap orang kini ikut-ikutan akan jam tangan olahraga mewah?

Saya percaya bahwa pasar dunia olahraga secara umum berkembang ke seluruh aspek hidup, apakah itu termasuk industri barang mewah dengan segmen jam tangan olahraganya, atau ke dalam industri fashion dengan tawaran tren ‘athleisure’.

Kini, baik pria dan wanita menginginkan aksesori yang nyaman dipakai dan juga masuk dalam gaya hidup mereka keseharian dan jam tangan olahraga menjadi salah satu contoh sempurna akan kebutuhan ini, yang modis juga nyaman. Menurut saya, label jam tangan mestinya terus memenuhi akan keinginan dari jam tangan olahraga ini dan lebih jauh juga turut memenuhi keinginan dari para wanita akan ini.

Rata-rata waktu tunggu dari ritel adalah sekitar 10 tahun. Dan itu setelah Patek Phillippe menaikkan harga model Nautilus steel hingga 20%.)

Apakah dapat dikatakan jam tangan olahraga berlebih di pasaran saat ini, atau pada dasarnya belum memenuhi keinginan pasar sebagai akibat dari tingginya permintaan akan Royal Oaks dan Nautiluses?

Akan selalu ada ruang untuk jam tangan baru di berbagai kisaran harga. Namun, meski pilihan akan jam tangan olahraga saat ini makin banyak, itu tidak akan mengurangi permintaan akan jam tangan eksklusif, tahan lama dan ternama dengan desain yang dibuat dari Royal Oaks, Nautiluses atau Rolex. Saat ini, di dunia yang serba cepat, kolektor jam tangan mencari item yang lebih jauh akan berpotensi menjadi investasi dalam bentuk jam tangan yang abadi, tak lekang oleh waktu dan juga tetap ‘keren’ jika nanti diteruskan ke generasi berikutnya. Oleh karena itu, saya percaya bahwa akan selalu ada permintaan akan jam tangan, dan kita tahu bagaimana memenuhi permintaan itu.

Sudah lebih dari 50 tahun. Apakah menurut Anda ada kesulitan dalam mendesain jam tangan olahraga mewah lainnya?

Tentu saja ada kesulitan dalam mendesain jam tangan ‘yang diiginkan’ meski ada banyak pakar pembuat jam tangan hebat di luar sana. Kuncinya adalah bagaimana merancang satu jam tangan yang akan memasuki klub elit, bergaya klasik dengan kejutan yang mampu menarik perhatian publik tidak hanya saat ini tapi juga terus menerus dari waktu ke waktu.

Menurut Anda apakah Bvlgari Octo Finissimo memenuhi standar abad 21?

Octo Finissimo sangat memenuhi satandar hari ini: didesain dengan sangat baik, penuh perhatian akan detail, ramping, dan juga sangat sporty.

Bagaimana menurut Anda akan industri jam tangan Swiss yang dikabarkan bergantung pada China?

Apakah menjadi masalah jika bergantung pada satu negara untuk tetap terus berkembang? Saya pikir akan selalu ada masalah jika hanya bergantung pada satu negara saja di dunia untuk mengembangkan usaha. Bagaimanapun, tidak semua label, yang hingga hari ini, bergantung pada China dan dengan pandemik sekarang ini, saya percaya label akan membuat upaya untuk berpikir di luar kebiasaan. Tak hanya dalam hal distribusi atau produk, tapi juga 360 derajat ‘pola pikir’ di mana segala sesuatunya yang dulu mereka ketahui mesti dipikir ulang. Sebuah label yang inginkan sukses hari ini dan untuk jangka panjang mesti mampu mencari keseimbangan di hampir setiap bidang.

Apa hal positif yang dibawa pandemik ke dalam industri jam tangan Swiss saat ini?

Saya percaya industri jam tangan Swiss adalah industri yang akan berlangsung lama. Ini adalah industri yang akan selalu menemukan jalannya untuk bertahan diantara banyak tantangan. Pada label kebanyakan akan mempertanyakan situasi saat ini, dan mereka akan fokus untuk menjadi lebih kreatif dibanding sebelumnya di hampir semua segmen: baik itu dalam hal produk, distribusi, produksi, pelatihan buat karyawan, dan lainnya. Mereka akan terus melakukan konsolidasi jumlah produksi mereka dan fokus pada peluncuran koleksi klasik yang tahan lama, yang akan menarik perhatian para kolektor jam tangan di masa kini dan terus berlanjut hingga tahun mendatang. Saya percaya bahwa mereka mestinya juga fokus untuk membantu sesama dan berhenti untuk mengambil keuntungan sendiri. Ritel dan supplier harusnya juga menjadi bagian dari perubahan 360 derajat ‘pola pikir’ tersebut. Pada akhirnya, label jam tangan tak lagi berjarak dengan potensi digital dan memulai menyelami kesempatan pasar ini dan hidup berdampingan dengan koleksi jam tangan klasik tanpa harus meniadakan produk lain seperti halnya yang dilakukan Tag Heuer baru baru ini dengan koleksinya yang saling terkoneksi.

Beberapa label Swiss kini melakukan kontak langsung dengan konsumen selama masa karantina, beberapa ritel tidak senang dengan ini khususnya ketika prioitas akan alokasi stok diberikan lewat situs mereka. Apakah kita saat ini berada dalam titik di mana mereka yang ‘di tengah’ sebagai penjual perantara akan dipotong atau hilang dari ekosistem?

Ini adalah tren yang akan terjadi di masa akan datang dan untuk beberapa label inilah jalan yang akan dijalani, yakni untuk hanya menjual lewat jalur distribusi mereka sendiri, apakah itu melalui store dan atau butik yang berlokasi di tempat strategis seperti halnya Audemars Piguet dengan konsep AP House. Untuk label lainnya seperti Rolex yang merupakan salah satu label jam tangan sukses, mereka bekerja ekslusif dengan ritel. Ini menunjukkan bahwa meski tren saat ini meniadakan peran ‘perantara’ untuk kebanyakan label, kedua strategi tetaplah masih bisa berjalan dengan baik. Bisa jadi cara tradisional melakukan bisnis dengan ritel butuh ditingkatkan dan berjalan sejalan serta menjadi solusi untuk memodernisasi jalur distribusi, baik dari label dan juga ritel.

Audemars Piguet House di Hong Kong

Apa ketakutan terbesar akan masa depan industri jam tangan?

Minimnya kreativitas, dan kolaborasi antara label, ritel dan supplier. Industri mesti bekerjasama satu suara untuk industri jam tangan Swiss. Demi mendorong keberlangsungan industri dan kreativitas, label harus berbagi dan menunjukkan kreasi terbaiknya tapi tentu saja tanpa harus membuka rahasia dapur mereka. Dengan berbagi, kompetisi akan meningkat jauh dan kompetisi adalah kunci untuk mendorong kreativitas.

Dengan ketiadaan Baselworld dan pengenalan ulang akan pameran jam tangan di waktu yang sama, apakah Anda melihat setiap orang akan kembali berpartisipasi dalam pameran akbar lagi?

Ketertarikan para label untuk hadir di satu atau dua pameran sepanjang tahun adalah jelas untuk membawa klien dan juga media secara bersamaan di waktu dan tempat yang sama. Beberapa label memilih untuk menciptakan jalur mereka sendiri dan langsung bertemu klien. Kedua cara ini sama-sama efektif dijalankan, tapi menurut saya, ada baiknya mereka juga memerhatikan para kolektor jam tangan yang lebih suka dimanjakan entah langsung ditemui di kediaman mereka atau di satu tempat di mana semua label berkumpul bersama. Seperti disampaikan, apakah perusahaan inginkan cara pertama atau lainnya, di masa akan datang interaksi digital dengan klien dan media lebih banyak terjadi: seperti lewat e-commerce, peluncuran online, presentasi digital yang kreatif, berbagi info lewat online antara klien dan label sebagai host, augmented reality, tur virtual pabrik, virtual langsung dengan para pembuat jam, staf pemasaran, desainer, CEO dan lainnya.

Baselworld berakhir tanpa seremoni ketika sejumlah eksibitor utamanya memutuskan untuk tak lagi ikut serta, seperti Rolex, Patek Philipppe dan Chopard. Ini mendorong LVMH juga turut menarik diri berpartisipasi

Apakah kita melihat akan era lain dari konsolidasi ala SMH/Swatch setelah krisis?

Itu bisa saja terjadi mengingat ada banyak merek yang berisiko mengalmai kebangkrutan dan hilang. Selera klien atau pasar berkembang lebih jauh (saat ini inginkan jam tangan yang lebih ramping, modis, dan fleksibel, serta lainnya), dan beberapa merek tak memiliki produk yang tepat untuk ditawarkan dan bisa jadi tidak memenuhi keinginan permintaan klien tersebut. Di luar itu, beberapa label bisa jadi mengambil keuntungan dari konsolidasi ini.

Perusahaan ritel mewah dunia, Harrods baru-baru ini membuka Discount Outlet perdananya untuk mendorong penjualan Post-Pandemic

Ada banyak dampak ekonomi negatif dari krisis saat ini, apakah Anda melihat ini sebagai katalis dari momen untuk kembalinya bisnis jam tangan yang sudah diperbaiki atau adopsi akan CPO (certified pre-owned) seperti yang dialami industri mobil mewah?

Saya percaya bahwa tren mengarah pada bisnis pre-owned watches yang sudah berjalan sudah ada bahkan sebelum kriss terjadi. Berdasarkan permintaan generasi milenial yang tak lagi hanya soal kualitas tapi juga keberlanjutan, perusahaan barang mewah butuh menjadi lebih sustainable dalam hal produksi yang cepat, produk masaal, dan industri materialistik yang saat ini kita jalani. Dalam hal ini, sejumlah perusahaan mengadopsi dan telah menghadapi pasar barang bekas tak lagi sebagai kompetitor. Label-label tersebut mampu memberikan integritas kebaruan dan sustainability akan jelas melampaui kompetitor dan bertahan labih lama. Saya, oleh karenanya, percaya bahwa tren jam tangan bekas saat ini, masih akan berpotensi untuk menjadi lebih atraktif di tahun-tahun mendatang.


 
Back to top