Properti / Arsitektur

Dapatkah Desain Bagus Perbaiki Dunia? Karim Rashid Setuju

Desainer industrial asal Kanada-Amerika Karim Rashid memiliki misi untuk mengubah dunia, dan motifnya bukanlah uang maupun popularitas, melainkan bagi ibundanya, seiring ia berefleksi pada jalurnya ke popularitas global dan bagaimana ia dapat memberi kembali pada wanita yang membesarkannya.

30 Nov, 2016 | Oleh LUXUO
luxuo-id-karimrashid

Karim Rashid di Roma, Italia

Desainer industrial asal Kanada-Amerika Karim Rashid memiliki misi untuk mengubah dunia, dan motifnya bukanlah uang maupun popularitas, melainkan bagi ibundanya. “Dunia ini sedang kacau, tidak bekerja dengan benar,” keluhnya seiring ia berefleksi pada jalurnya ke popularitas global dan bagaimana ia dapat memberi kembali pada wanita yang membesarkannya.

“Kita sudah mengacuhkan pentingnya fungsionalitas. Saya tidak tahu mengapa. Setiap hotel yang saya kunjungi, adalah kacau; lokasi kamar mandi, pencahayaan,” ujarnya di Rome’s University of Fine Arts (RUFA).

Ia didaulat oleh majalah Time pada 2001 sebagai “desainer industrial paling terkenal di seluruh Amerika”, telah mendesain segalanya dari penutup lubang jalanan hingga bangunan, dan membanggakan diri untuk telah mengambil kembali warna merah muda bagi pria.

Tetapi akan segala keahliannya, ia masih saja frustasi akan desain yang buruk dari obyek sehari-hari yang memiliki dampak nyata bagi rutinitas – seperti mobil keluarga. “Itu adalah hal yang sangat, sangat sederhana. Seperti keluar dari mobil. Pada 1967, Citroen membuat mobil yang mana kursinya berputar: Anda masuk, Anda berotasi, mudah bukan? Hal tersebut sangatlah nyaman. Namun tidak saat ini, ibu saya yang berusia 85 tahun tidak dapat keluar dari mobil.”

Rashid, mengenakan jeans dan jumper merah muda serta cat kuku merah muda cerah saat penampilannya sebagai pembicara tamu di unuversitas tersebut, berujar bahwa ia terinspirasi untuk menjadi seorang desainer oleh ayahnya. Ia terlahir di Kairo pada ayah yang seniman Mesir dan Ibu orang Inggris, ia juga telah tinggal di beberapa negara semasa mudanya.

 

Furnitur dan gaun pesta

“Ketika saya berusia dua tahun kami tinggal di Roma. Ayah saya merupakan desainer set untuk Cinecitta,” [studio film bersejarah di ibukota Italia.]

“Saya memiliki seorang ayah yang merupakan seorang seniman, pelukis, namun ia tidak berhenti disana. Ia membangun furnitur setiap malam karena kami tidak punya banyak uang, jadi ia akan membangun kebutuhannya sendiri,” ujar desainer yang bertato banyak itu.

“Hari-hari tertentu ia akan membuat sketsa dari ibu saya, mendesain sebuah gaun, mengambil bahan, memotong dan menjahitnya serta malam itu juga pergi ke sebuah pesta, dan ibu saya mengenakan gaun tersebut. Maka bayangkan jika Anda berusia lima tahun dan menyaksikan semua ini. Saya pikir Anda pun akan ingin menjadi seorang desainer.”

 

Pecinta neon ini, yang karyanya dapat ditemukan di lebih dari 20 koleksi permanen termasuk di Museum of Modern Art di New York dan Pompidou Centre di Paris, mengabaikan para kritikus yang mengatakan bahwa ia sebaiknya berfokus pada furnitur rumah ketimbang menyelami real estate.

“Arsitek dapat mendesain produk, namun karena suatu alasan desainer produk tidak dapat mendesain bangunan. Mengapa tidak?” tanyanya. “Saya telah mengatakan, bagi saya, mendesain ponsel adalah lebih sukar dibandingkan mendesain bangunan. Dan semua orang pun gusar!”

Rashid mendesain hotel pertamanya di Athena pada 2001, kemudian satu lagi di Berlin pada 2008, sebelum ditarik oleh para pembangun New York.

Proyeknya untuk investasi HAP (perumahan sosial) di Amerika Serikat terbukti kontroversial dan harus diturunkan, namun ia tidak mengacuhkannya. “Bagi saya, itu bahkan bukanlah arsitektur. Itu seperti melihat bangunan sebagai desain industrial.”

Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Can Good Design Fix World? Karim Rashid Thinks So 


 
Back to top