Seni

Lukisan Justian Jafin Adalah Cermin Masyarakat yang Mendorong Perubahan

Seniman Indonesia Justian Jafin berupaya mengangkat isu-isu sosial melalui pelapisan elemen-elemennya dengan cara yang hampir mirip kolase.

27 Mar, 2021 | Oleh Rai Rahman

 

“Poetic Society”, 130x180cm, Acrylic, Decorfin Relief Paint on Linen, 2016-2018.

 

Masalah yang mengganggu masyarakat memiliki banyak lapisan jika dilihat melalui lensa yang berbeda dari pengalaman pribadi masing-masing individu. Karya-karya seniman Indonesia Justian Jafin merupakan emulasi visual dari perspektif multidimensi yang berusaha mengungkit isu-isu kemasyarakatan melalui tumpang tindih unsur-unsurnya dengan cara yang hampir mirip kolase. Dengan setiap subjek mengintip dari bawah yang dominan di atas, kita terpaksa menyaring kekacauan dan mengidentifikasi apa yang paling penting dalam setiap konflik.

Lukisan Justian Jafin Adalah Cermin Masyarakat yang Mendorong Perubahan

“Society of spectacle in the gold landscape”, Acrylic and decorfin relief paint on Canvas, 600x300cm, 2015-2016. Exhibition Manifesto 6.0 Multipolar at National Gallery of Indonesia 2018

Seperti apa seni bagi Anda di tahun-tahun awal berkarya?

Saya lahir dari orang tua seniman pada tahun 1987, jadi saya segera terlempar ke ujung kolam pepatah itu. Dari menghadiri pembukaan pameran hingga berdiskusi secara rutin dengan orang tua dan teman-teman mereka, saya dengan cepat mengenal cara-cara artistik sejak usia dini. Ini menjadi fondasi saya yang meluluskan saya melalui sekolah menengah atas di SMSR Surabaya dan kemudian, pendidikan saya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Sejak saya kuliah, kedalaman pemikiran saya meningkat sebanding dengan kesadaran dan pemahaman saya tentang seni. Seniman mungkin saja memproduksi materi yang nyata untuk dijual di pasar terbuka, namun saya adalah orang yang percaya pada nilai seni untuk melampaui fisiknya dan kontribusinya sebagai wacana untuk meredakan konflik. Saya berani mengatakan bahwa saya sangat siap untuk menjadi seniman profesional seperti sekarang ini.

 

 

Apa pemikiran dan ide yang masuk ke dalam karya seni Anda?

Konsep dalam karya saya sebagian besar didasarkan pada pengalaman empiris saya atau komunitas di sekitar saya. Saya menggunakan seni sebagai media untuk mengatasi masalah umum dalam masyarakat dan memperluasnya sebagai dorongan bagi penikmat karya saya untuk mengembangkan resolusi potensial untuk masalah ini. Meskipun mungkin dihormati karena keindahan dan kemampuannya dalam menghadirkan kegembiraan dan hiburan kepada massa, saya melihat melampaui kedangkalan yang fana ini dan prospeknya sebagai wadah pendidikan dan penyebaran informasi.

Sementara estetika visual mungkin mengambil bagian belakang dari konsep-konsep dalam karya saya, saya selalu menjaga keduanya saling terkait satu sama lain, di mana gaya yang saya putuskan melengkapi ide yang saya munculkan dalam sebuah karya. Sejauh ini, gaya lukisan saya melibatkan pembuatan lapisan yang tumpang tindih yang menutupi dan menyingkap keragaman subjek dalam karya, menghasilkan komposisi yang menyerupai kolase. Dengan cara ini, publik perlu mengamati dengan saksama saat sebuah cerita terungkap di depan mata mereka, mengarahkan fokus mereka pada peran mereka dalam berkontribusi pada masyarakat dan semoga memberdayakan mereka untuk membawa perubahan.

 

 

Selain masalah sosial, bagaimana Anda memposisikan seni Anda untuk mendorong industri seni Indonesia semakin menjadi sorotan?

Seni dan tindakan berkreasi selalu menjadi bagian dari budaya Indonesia. Ketika kita memikirkan seni Indonesia, nama-nama besar seperti Raden Saleh dan Affandi muncul di pikiran, dan tempat-tempat seperti Ubud atau Batuan bahkan memiliki gaya seni yang dinamai menurut namanya. Orang-orang dari semua lapisan masyarakat dan dari jauh dan luas berkumpul di Indonesia untuk menikmati iklim artistik yang kaya, jadi kita tentu akan melihat fenomena “Boom” di mana akan ada peningkatan permintaan seni dari daerah tersebut setiap 7 hingga 10 tahun. Indonesia mengalami “Boom” ini pada tahun 2008, dan sejak itu, permintaan akan seni menurun secara perlahan di tahun-tahun setelahnya. Menurut saya, pasar seni lokal seharusnya tidak terlalu bergantung pada periode puncak ini untuk mendorong lebih banyak karya ke ruang publik. Sebaliknya, saya bermaksud menggunakan karya seni saya untuk membawa publik ke ruang kreatif untuk menunjukkan kepada mereka bahwa seni, pada kenyataannya, sepenuhnya terkait dengan cara hidup setiap orang, dan bahwa tidak boleh ada batasan di antara keduanya. Perpaduan seni dan masyarakat merupakan aspek penting untuk saling memperkuat peran keduanya. Inilah mengapa saya memilih untuk menggunakan lukisan saya untuk mengangkat topik sosial dan politik yang sulit tersingkap.

 

Apa rencana mendatang di pameran seni Anda?

Saat ini saya menggelar pameran tunggal pertama saya dengan CG Art Space dan karya saya dipamerkan di Art Jakarta pada Desember 2020. Di tahun berikutnya juga akan ada presentasi kedua di galeri yang sama, dimana penonton yang hadir akan didorong untuk menginterpretasikan dan merespon karya yang dipamerkan.

Saksikan sekilas karya seni Justian Jafin yang bermuatan sosial melalui Instagram-nya (@justianjafinw).

Info kontak:

Justian Jafin dapat dihubungi melalui Instagram dan [email protected]

CG Art Space Gallery yang menampilkan karya Justian Jafin dapat dihubungi melalui Instagram atau [email protected].

Artikel ini bersumber dari: “Justian Jafin’s Paintings Are Mirrors of Society Promoting Change”.


 
Back to top