Seni / Seni Rupa

MACAN, Gambaran Cerah Dunia Seni Indonesia

Pengusaha Haryanto Adikoesoemo bertekad untuk mengubah wajah seni Indonesia. Ia akan membuka Museum of Modern and Contemporary Art Nusantara di tahun depan.

21 Sep, 2016 | Oleh LUXUO

LUXUO ID MACAN Gambaran Cerah Dunia Seni Indonesia Art Stage Jakarta

Dari Jakarta hingga Bali dan Yogyakarta, dunia seni rupa Indonesia semakin berkembang. Didukung oleh makmurnya kelas menengah serta minat yang tinggi dari pembeli internasional, banyak galeri butik dan seniman bermunculan. Acara tahunan seperti Jakarta Biennale, ArtJog, Bazaar Art Jakarta dan kini Art Stage Jakarta 2016 juga terus memompa minat kolektor.

Tapi kritikus memperingatkan ketiadaan pendanaan dari pemerintah dan kurangnya museum seni berkualitas tinggi, membuat banyak masyarakat tak memperhatikan dunia seni Indonesia.

Seorang pengusaha, Haryanto Adikoesoemo, bertekad untuk mengubah hal itu. Ia akan membuka Museum of Modern Museum of Modern and Contemporary Art Nusantara di tahun depan.

“Dunia seni Indonesia saat ini adalah salah satu yang terbesar dan terbaik di Asia Tenggara, tapi kami merasa kurang mendapat sokongan institusional dalam hal ini,” kata Haryanto dalam wawancara dengan AFP.

Dia menambahkan bahwa Indonesia adalah rumah bagi industri seni yang sangat “hidup”, dia merasa kekurangan “museum seni berkualitas tinggi, yang terbuka untuk umum”.

Thomas Berghuis, mantan kurator seni Cina di Guggenheim Museum, New York, telah ditunjuk sebagai direktur MACAN, dan pameran pertama museum ini akan menampilkan kurang lebih 800 karya seniman asal Indonesia, Asia dan barat. Semua karya tersebut merupakan koleksi pirbadi Haryanto.

Sudah satu dekade sejak Haryanto pertama kali berpikir untuk menggunakan koleksi pribadinya dalam rangka membantu menciptakan sebuah museum seni kelas dunia, yang terbuka untuk umum. Dia dia merasa sekarang adalah waktu untuk membuka ruang seperti ini di Indonesia. Ketika berbicara soal seni, ia percaya “semakin banyak orang di seluruh dunia yang sedang memperhatikan Asia Tenggara.”

Museum sebesar 4.000 meter persegi ini akan memiliki taman patung dalam ruangan dan zona khusus pendidikan. Rencana tata letak ini adalah bagian dari pembangunan yang lebih besar di Jakarta. Museum yang masih dibangun ini juga mencakup restoran, kafe, kantor dan tempat tinggal.

Koleksi Haryanto yang dikumpulkan selama lebih dari seperempat abad, termasuk karya-karya S. Sudjojono, yang dianggap sebagai bapak modernisme Indonesia dan pelukis ekspresionis Affandi. Juga beberapa karya oleh seniman Barat kenamaan seperti Andy Warhol, Frank Stella, Jeff Koons, dan Gerhard Richter.

Pecinta Seni

Haryanto sebagai pendonor dana utama MACAN, juga menginginkan museum ini menjadi ruang subur bagi para seniman untuk memamerkan karya mereka. Dia juga berharap untuk menjalin kolaborasi dengan galeri di luar negeri.

“Kami ingin menciptakan sebuah panggung pertukaran budaya-seni Indonesia untuk dibawa ke dunia, dan seni dunia dibawa ke Indonesia,” kata kepala perusahaan logistik AKR Corporindo tersebut.

Pembukaan MACAN yang tentunya sudah dinanti-nanti, karena di Indonesia tak banyak koleksi pribadi yang dipamerkan untuk publik. Museum-museum yang sudah ada biasanya biasa saja, dan lembaga-lembaga yang dikelola pemerintah sebagian besar memiliki standar yang rendah.

Heri Pemad selaku koordinator ArtJog mengatakan museum tersebut adalah jawaban yang ditunggu para pecinta seni kontemporer.

“Saat ini kancah museum di Indonesia kondisinya sangat menyedihkan. Selera publik akan seni berkembang lebih cepat dari museum, di mana waktu tampaknya berhenti sama sekali,” ujar Heri.

Berghuis juga berharap MACAN dapat mendorong profesional muda tertarik untuk berkarir di bidang seni dengan menawarkan peluang dalam bidang-bidang seperti manajemen pameran, seni kurasi dan konservasi, serta urusan hukum.

“Visi kami adalah untuk bagian dari yang membantu menumbuhkan iklim seni yang sehat di Indonesia,” ujar Berghuis. Pembukaan museum ini bertepatan dengan perkembangan pesat kancah seni Asia Tenggara.

Singapura yang meluncurkan minggu seni tahunan di tahun 2013, tahun lalu juga membuka National Gallery bernilai $376 juta yang menampilkan koleksi pada publik koleksi dunia seni modern terbesar di Asia Tenggara. Museum ini rumah bagi lebih dari 8.000 karya dari abad ke-19 dan ke-20.

Pagelaran terpopuler di Singapura, Art Stage, menggelar acara perdananya di Jakarta pada Agustus 5 hingga 7 lalu, menampilkan berbagai karya seni kontemporer dari 50 lebih galeri. Haryanto berharap MACAN dapat meningkatkan posisi wilayah Asia Tenggara sebagai pusat seni, dan membawa kesegaran bagi lanskap budaya Indonesia.

“Saya percaya bahwa dengan menghargai dan memahami seni kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita,” tutup Haryanto menambahkan.


 
Back to top